KIMIA
ANALISA KUALITATIF DASAR FARMASI
- TEXBOOK
OF MACRO AND SEMIMICRO QUALITATIVE
INORGANIC ANALYSIS.
- ANALISIS ANORGANIK KUALITATIF
MAKRO DAN SEMIMIKRO)
Diterjemah oleh: Ir. L.
Setiono
Dr. A. Hadyana
Analisa kualitatif dapat dibedakan
atas 2 cara:
1.
Cara Kering : yaitu menggunakan sampel padat. Jika sampel
berupa cairan/larutan, lebih dahulu dikeringkan/diuapkan.
2.
Cara basah : yaitu menggunakan sampel dalam bentuk
larutan
Baik
larut dalam air, dengan pemanasan, asam asetat encer, HCl encer, HNO3
encer, HNO3 pekat.
CARA KERING/ REAKSI KERING
Ada beberapa cara;
a. Pemanasan
- Sublimasi
- Uji Pirolisa/ uji pipa tiup :
3. Uji nyala :
a. Uji nyala dengan kawat Ni/Cr, kawat platina.
b.
Uji nyala dengan kawat Cu (test beilstein).
4. Uji spektoskopi
5. Uji manik boraks.
KLASIFIKASI KATION
Kation dapat digolongkan dalam lima
golongan berdasarkan penambahan beberapa reagensia, yang umum digunakan: HCl, H2S,
(NH4)2S, dan (NH4)2CO3.
KATION
|
PEREAKSI
|
PENGAMATAN
|
HASIL
|
Golongan I (gol
perak) Ag, Pb, Hg
Golongan II (gol
Cu dan arsen) Hg, Cu,Bi,Cd,As,Sb,Sn
Golongan III (gol
besi dan zink)
Al, Fe, Cr
Co, Ni, Zn, Mn
Golongan IV (gol
kalsium) Ca,Ba,Sr
Golongan V (gol
alkali)
|
HCl encer (6N)
H2S dlm suasana asam
encer
NH4Cl dan NH4OH
sp alkalis
H2S suasana
Alkalis
(NH4)2CO3
dan NH4Cl dlm suasana netral atau sedikit asam
tdk mengend
dengan HCl, H2S,(NH4)2CO3
|
Terbentuk end pth
Terbentuk end yg berwarna
Terbentuk end
berwarna
terbentuk end
tdk terbtk end
|
AgCl,Hg2Cl2,PbCl2
HgS,Bi2S3,CuS,CdS,(A)
As2S3,As2S5,Sb2S3,Sb2S5,
SnS, SnS2,(B)
Al(OH)3,Fe(OH)3,Cr(OH)3
(A)
NiS, CoS, ZnS,
MnS
CaCO3,BaCO3,
SrCO3
NH4+,
Na+, K+, Mg+2
|
KATION GOLONGAN I
Pereaksi golongan 1 ; HCl encer
Kation Ag+
(perak)
Reaksi identifikasi:
Dalam perdagangan
terdapat dalam bentuk garam AgNO3
- Dengan
penambahan HCl encer: terbentuk endapan putih AgCl.
- Dengan penambahan larutan KI: terbentuk endapan
kuning AgI.
- Dengan
penambahan larutan K2CrO4 : terbentuk endapan
merah Ag2CrO4
- Dengan
penambahan larutan Na2S (dalam suasana netral atau asam), terjadi endapan berwarna
hitam Ag2S..
5. Dengan
penambahan larutan Na2HPO4 : dalam larutan netral terjadi
endapan kuning Ag3PO4.
Kation Hg2+2 (merkuro)
Digunakan larutan
merkuro nitrat (Hg2(NO3)2.2H2O.
Hampir semua
senyawa Hg menyublin pada pemanasan
Reaksi
identifikasi:
1.
Asam klorida encer :
2.
Kalium Iodida: terbentuk endapan kuning kehijauan dari
merkuro jodida Hg2I2 .
3.
Kalium kromat : terbentuk endapan coklat dari merkuro
kromat Hg2CrO4 .
4.
Hidrogen
sulfida: terbentuk endapan hitam dari HgS dan Hg
5.
Larutan
amonia
6.
Reaksi
spesifik dengan pereaksi Difenilkarbazid akan membentuk senyawa yang berwarna
lembayung.
Kation : Pb+2 (timbal)
Digunakan larutan
Pb(NO3)2 atau Pb(CH3COO)2
Pemeriksaan
kation cepat Pb+
Dasar :
PbCl2 larut dalam air panas, bila dingin mengkristal kembali.
Reaksi Identifikasi :
- Senyawa Pb bila dipirolisa akan meninggalkan
sisa berwarna kuning .
2. Larutan KI : terbentuk endapan
kuning PbI2,.
3. HCl encer : terbentuk endapan putih
4.H2SO4 encer : terjadi endapan putih PbSO4,
5.Larutan K2CrO4 : terbentuk endapan kuning PbCrO4,
KATION GOLONGAN II
Kation golongan II terbagi dalam 2 sub
golongan yaitu: sub golongan tembaga ( Hg+2,Pb+2,Bi+3,Cu+2,Cd+2)dan
sub golong arsenik ( As+3,As+5,Sb+3,Sb+5,Sn+2,Sn+4
Kation Hg+2 (merkuri)
Digunakan larutan
Hg(NO3)2 atau HgCl2.
Reaksi
identifikasi:
- H2S: suasana asam terbentuk endapan
putih merkuri kloro sulfida (Hg3S2Cl2),
pereaksi yang berlebih berubah kuning, coklat dan terakhir hitam HgS (p-k-c-h).
2. larutan SnCl2 : terbentuk end.
putih Hg2Cl2,
pereaksi berlebih endapan berubah menjadi abu-abu sampai hitam karena Hg2Cl2
direduksi menjadi logam merkuri (Hg).
- larutan NaOH: dalam jumlah sedikit terbentuk endapan merah kecoklatan,
.
4. larutan ammonia: terbentuk endapan putih amino merkuri klorida
(NH2)HgCl.
Kation:
Bi+3 (bismuth)
Digunakan larutan
Bi(NO3)3.5H2O
Reaksi
identifikasi:
1. Bila di pijar akan meninggalkan sisa yang berwarna coklat jingga
(waktu panas), kuning jingga (setelah dingin) dari Bi2O3.
2. H2S : terbentuk endapan
coklat kehitaman Bi2S3,.
3
larutan NaOH : terbentuk endapan putih Bi(OH)3
dalam keadaan dingin, bila dipanaskan endapan kehilangan air menjadi kuning BiO.OH.
- larutan KI :
terbentuk endapan hitam kecoklatan BiI3,
- larutan Na. Stannit, Na2[SnO2] : memberikan endapan hitam bismuth (Bi).
.
Kation : Cu+2 (kupri)
Digunakan
larutan garam CuSO4.5H2O.
Reaksi Identifikasi :
- Uji
pirolisa: meninggalkan sisa berwarna merah.
- Uji nyala: dengan kawat Ni/Cr berwarna nyala hijau.
- H2S (dalam suasana netral atau asam(HCl)
terbentuk endapan hitam CuS.
4
larutan NaOH : terbentuk endapan biru Cu(OH)2,
5
larutan ammonia: terbentuk endapan biru garam
sulfat basa.
Kation : Cd +2
(kadmium)
Digunakan larutan CdSO4.8H2O
Reaksi identifikasi:
- Uji
pirolisa : meninggalkan sisa warna coklat CdO.
- H2S
: terbentuk endapan kuning CdS
- larutan
ammonia : terbentuk endapan putih Cd(OH)2,
- larutan
NaOH : terbentuk endapan putih Cd(OH)2,
- larutan
KCN : terbentuk endapan putih Cd(CN)2, larut dalam reagensia
berlebihan membentuk garam komplek.
ARSENIK (GROUP
II B)
Arsenik adalah zat padat
berwarna abu-abu, mengkilap seperti logam, jika dipanaskan akan menyublin
dan menimbulkan bau yang karakteristik seperti bawang putih dengan nyala
berwarna abu-abu, semua senyawa arsenik bersifat racun.
Hasil sublimasi dapat
dilihat dibawah mikroskop berbentuk segitiga.
Kation : As+3.(arsenit)
Digunakan larutan dari
serbuk As2O3 dalam bentuk AsCl3 atau Na3AsO3.
Reaksi identifikasi:
- larutan
H2S (dalam suasana asam klorida) terbentuk endapan kuning
As2S3.
- larutan
AgNO3 dalam suasana
netral terbentuk endapan kuning
Ag3AsO3 .
- larutan
CuSO4 (dalam larutan netral): terbentuk endapan hijau
(hijau Scheele’s) dari campuran CuHAsO3 dan Cu3(AsO3)2
.
- campuran dari SnCl2 dan HCl pekat (test
Bettendoff’s) : terbentuk arsen yang berwarna coklat tua sampai hitam.
- Gutzeit
test
Antimon
/ Stibium : Sb3+
Digunakan
larutan SbCl3
Reaksi Identifikasi:
- H2S : terbentuk endapan merah oranye dari
Sb2S3.
- NaOH : terbentuk endapan putih dari Sb2O3xH2O,
larut dalam pereaksi yang berlebih
- Zink : terbentuk endapan hitam dari logam Sb
- Besi : terbentuk endapan hitam dari logam Sb
- Larutan KI: terbentuk garam komplek yang bewarna
merah
Timah/
Stanno: Sn2+
Digunakan larutan SnCl2
Reaksi Identifikasi:
1.
H2S: terbentuk endapan coklat dari SnS,
endapan larut dalam HCl pekat dan amonium polisulfida.
2.
NaOH : terbentuk endapan putih dari Sn(OH)2,
larut dalam reagensia berlebih.
3.
HgCl2: terbentuk endapan putih dari Hg2Cl2,
Pemisahan kation
dalam golongannya secara skematis.
Dalam suatu
campuran larutan kation ditambahkan beberapa tetes HCl encer dalam keadaan
dingin, jika terbentuk endapan, terus tambah HCl encer sampai tidak terjadi
pengendapan, saring (1)
|
|||||
Endapan: putih mengandung kation Gol. I: AgCl, PbCl2,
Hg2Cl2, pisahkan sesuai untuk gol. I
|
Filtrat:
ditambahkan 1 ml H2O2 3%, asamkan filtrat dengan HCl
menjadi 0,3N. Panaskan sampai hampir mendidih, dan jenuhkan dengan H2S,
saring (2)
|
||||
Endapan: berwarna mengandung: HgS,PbS,Bi2S3,
CdS,CuS,SnS2,
Sb2S3,As2S3,
Gol
IIA&IIB,
Pisahkan sesuai
gol. II
|
Filtrat:
didihkan dalam cawan porselin sampai kira-kira 10 ml untuk menghilangkan
semua H2S (uji dengan kertas yang telah dibasahi Pb Ac).tambahkan
1-2 ml HNO3 pekat dan panaskan untuk mengoksidasikan garam Fe+2
→ Fe+3, tambahkan 1-2 g NH4Cl padat, panaskan sampai
hampir mendidih, tambahkan larutan NH4OH encer sampai campuran
menjadi basa, didihkan selama 1 menit dan saring dengan segera. (3)
|
||||
Endapan:
Berwarna,
mengandung
Fe(OH)3, Cr(OH)3,
Al(OH)3
MnO2,
Gol.IIIA,
pisahkan sesuai dengan gol. III a.
|
Filtrat:
tambahkan 2-3 ml larutan NH4OH, panaskan, di alilrkan gas H2S
selama 1 menit, saring dan cuci. (4)
|
||||
Endapan:
Berwarna,
mengandung
CoS, NiS,
MnS, ZnS,
Gol. III B,
pisahkan
sesuai dengan
gol.
III b.
|
Filtrat: Pindahkan ke cawan porselin + as.setat, uapkan sampai
seperti pasta, dinginkan, + 2-3 ml HNO3 pekat, panaskan sampai
garam ammonium telah menguap, dinginkan, tambahkan 3 ml HCl encer dan 10 ml
air: panaskan dan aduk untuk melarutkan garam-garam, saring, tambahkan 0,25 g
NH4Cl padat atau 2,5 ml NH4Cl, dibasakan dengan larutan
NH4OH pekat dan tambahkan larutan (NH4)2CO3
sedikit berlebih, aduk dan panaskan pada 50-60oC selama 3-5 menit,
saring ,dan cuci dengan air panas (5).
|
||||
Endapan:
Putih yang
mengandung BaCO3,
SrCO3,
CaCO3,
Gol. IV,
pisahkan sesuai
dgn.
Gol.IV .
|
Filtrat:
mengandung Mg+2,Na+,K+,
Uapkan sp seperti
pasta + HNO3 pekat, uapkan sp kering, residu putih. pisahkan gol V
msg-msg kation.
|
Catatan: untuk
kation NH4+ di periksa langsung dari sampel asli/
larutan zat.

Ferro (Fe+2 )
Digunakan larutan FeSO4 yang
baru dibuat umumnya berwarna hijau pucat.
Reaksi
identifikasi:
1. Dengan penambahan larutan NaOH: terbentuk endapan
putih Fe(OH)2
2. Dengan penambahan larutan
(NH4)2S: terbentuk endapan hitam FeS
3. Dengan penambahan larutan KCN : terjadi endapan
coklat kekuningan Fe(CN)2.
4. Dengan penambahan larutan
K4[Fe(CN)6: akan terbentuk endapan putih.
5. Dengan penambahan larutan
K3[Fe(CN)6]: terbentuk endapan biru tua atau biru
tumbul.
Ferri ( Fe+3
)
Digunakan larutan FeCl3 yang
berwarna kuning kemerahan atau coklat kuning.
Reaksi identifikasi:
1. Uji kering: sisa pirolisa
berwarna coklat.
2. Dengan penambahan
larutan NH4OH: terbentuk
endapan coklat kemerahan seperti gelatin,
3. Dengan penambahan larutan
NaOH: terbentuk endapan coklat kemerahan, yang tidak larut dalam
reagensia berlebihan.
4. Dengan penambahan larutan
H2S : dalam larutan asam ion ferri direduksi menjadi ferro, dan
terbentuk endapan belerang berwarna putih kekuningan.
5. Dengan penambahan larutan
(NH4)2S: dalam larutan asam terbentuk endapan hitam
FeS dan belerang (S).
Perbedaan reaksi antara Fe+2
dengan Fe+3
Aluminium (Al+3 )
Digunakan
larutan Al2(SO4)3 atau tawas [KAl(SO4)2].
Reaksi identifikasi:
1.
Dengan penambahan larutan NH4OH :
terbentuk endapan putih seperti gelatin Al(OH)3,
2. Dengan penambahan larutan
NaOH : terbentuk endapan putih
Al(OH)3.
3. Dengan penambahan larutan (NH4)2S
: terbentuk endapan putih Al(OH)3 dan gas H2S
4. Dengan penambahan larutan Na. asetat
5. Reagensia Aluminon
Zink (
Zn+2 )
Reaksi Identifikasi:
Digunakan
larutan ZnSO4.
1. Dengan penambahan larutan NaOH: terbentuk endapan
putih
2. Dengan penambahan larutan
NH4OH: terbentuk endapan putih,
3. Dengan penambahan larutan
Ammonium Sulfida: terbentuk endapan putih ZnS.
4. Dengan penambahan larutan
K2Hg(CNS )4
atau (NH4)2Hg(CNS )4:
akan menghasilkan endapan kristal putih
5. Dengan penambahan larutan
dinatrium hidrogen fosfat dalam suasana NH4Cl membentuk endapan
putih
Barium ( Ba+2 )
Digunakan larutan BaCl2
Uji kering : warna nyala Ni/Cr : kuning kehijauan
Reaksi identifikasi :
1. Larutan BaCl2
di tambahkan larutan ammonium karbonat
(NH4)2CO3 membentuk endapan putih
2. Larutan BaCl2
di tambahkan larutan ammonium oksalat membentuk endapan kristal putih barium oksalat.
3. Larutan BaCl2
di tambahkan H2SO4 encer membentuk endapan putih
4. Larutan BaCl2
di tambahkan larutan K2CrO4 terbentuk endapan kuning
BaCrO4,.
5. Dengan asam pikrolon.
Calsium (Ca+2 )
Digunakan
larutan CaCl2.
Reaksi
identifikasi
1. Uji kering dengan nyala
Ni/Cr memberikan warna merah bata.
2. Larutan CaCl2
ditambahkan larutan (NH4)2CO3 akan
menghasilkan endapan putih amorf CaCO3
3. Larutan CaCl2 yang pekat
ditambahkan H2SO4 encer akan menghasilkan endapan
putih (kristal jarum) CaSO4 .
4. Larutan CaCl2 yang pekat
ditambahkan larutan ammonium oksalat akan segera menghasilkan endapan kristal
putih Ca(COO )2.
5. Larutan CaCl2 di tambahkan
larutan K4[Fe(CN)6] akan menghasilkan endapan putih CaK2[Fe(CN)6].
Magnesium (Mg+2 )
Digunakan larutan MgSO4.
Reaksi
identifikasi:
1. Dengan penambahan larutan
ammonia akan terjadi endapan putih seperti gelatin Mg(OH)2.
2. Dengan penambahan larutan
NaOH terjadi endapan putih Mg(OH)2.
3. Dengan penambahan larutan (NH4)2CO3
terjadi endapan putih magnesium
basa [ MgCO3 Mg(OH)2].
4. Dengan penambahan larutan Na2HPO4
dan larutan NH4Cl serta larutan ammonia terjadi endapan kristal
putih Mg(NH4)PO4 .
5. Dengan penambahan larutan titan yellow dan
NaOH, menghasilkan warna merah atau merah cherry.
Kalium ( K+ )
Digunakan larutan KCl.
Reaksi identifikasi:
1. Uji kering: dengan kawat
Ni/Cr akan memberikan nyala berwarna ungu.
2. Larutan KCl yang pekat ditambahkan
reagensia natrium kobaltinitrit akan terbentuk endapan kuning K3[Co(NO2)6].
3. Dengan menambahkan larutan asam tartrat
atau larutan natrium hidrogen tartrat pada larutan KCl akan terjadi endapan
kristal putih KHC4H4O6.
Dengan menambahkan larutan asam perklorat
(HClO4) pada larutan KCl yang tidak begitu encer terjadi endapan
kristal putih .
4. Dengan penambahan larutan
asam pikrat menghasilkan endapan
kuning .
Natrium (Na+)
Digunakan larutan NaCl
Reaksi identifikasi:
1. Uji kering: dengan
menggunakan kawat Ni/Cr akan memberikan nyala berwarna kuning keemasan.
2. Dengan penambahan
reagensia uranil zink asetat akan terjadi endapan kristal kuning
3. Dengan penambahan reagensia uranil
magnesium asetat kedalam larutan NaCl yang pekat terjadi endapan kristal
kuning natrium
4. Dengan penambahan larutan asam pikrat
menghasilkan endapan kristal kuning
Ammonium ( NH4+)
Digunakan larutan NH4Cl
Reaksi identifikasi:
1. Jika garam-garam ammonium dipijar, tidak
akan meninggalkan sisa.
2. Dengan penambahan larutan
natrium hidroksida dan dipanaskan, akan keluar gas NH3.
3. Dengan penambahan
reagensia nessler terjadi endapan berwarna coklat
4. Dengan penambahan larutan tannin (asam
tannat) dan AgNO3, akan
menghasilkan warna hitam..
5. Dengan
penambahan asam kloroplatinat akan terjadi endapan kuning (NH4)2[PtCl6].
ANION KLORIDA (Cl-)
Uji
kering : test Beilstein : memberikan nyala warna hijau.
Digunakan larutan NaCl
0,1 M
Reaksi
identifikasi :
1. Larutan klorida dengan
penambahan AgNO3 menghasilkan endapan putih AgCl.
2. Dengan penambahan larutan Pb asetat
menghasilkan endapan putih PbCl2.
3. Dengan penambahan H2SO4
p menghasilkan gas Cl2.
4. Dipanaskan dengan KMnO4
menghasilkan gas Cl2 (berwarna hijau
pucat),
ANION BROMIDA (Br-)
Uji
kering : test beilstein, akan memberikan nyala warna hijau.
Digunakan larutan KBr 0,1
M
Reaksi
identifikasi:
1. Dengan
penambahan AgNO3 kedalam larutan KBr menghasilkan endapan kuning
pucat.
2. Dengan penambahan Pb
asetat menghasilkan endapan kristal putih .
3. Dengan
penambahan H2SO4 pekat
menghasilkan gas Br2. Reaksi lebih cepat jika dipanaskan. Gas Br2
yang terbentuk dapat dikenal :
a. Dari baunya ( merangsang ) .
b. Dapat memutihkan kertas lakmus.
c. Merubah kertas kanji yang diletakkan
dimulut tabung menjadi merah jingga.
d. Kertas saring yang dibasahi dengan fluoresein
( yang diletakkan di mulut tabung ) menjadi merah .
ANION IODIDA (I- )
Uji kering : test Beilstein :
akan memberikan nyala warna hijau
Digunakan larutan KI 0,1 M
Reaksi identifikasi :
1. Dengan
penambahan larutan AgNO3 menghasilkan endapan kuning AgI.
2. Dengan penambahan
larutan Pb asetat menghasilkan endapan kuning
3.Dengan penambahan larutan NaOCl
encer dan diasamkan dengan HCl encer, terbentuk gas I2,
4.Dengan
penambahan larutan K2Cr2O7 dan H2SO4
pekat menghasilkan I2
ANION SULFAT ( SO4-2
)
Digunakan larutan sulfat
0,1 M
Reaksi
identifikasi:
1. Dengan penambahan larutan BaCl2
menghasilkan endapan putih BaSO4
2. Dengan
penambahan larutan Pb asetat
menghasilkan endapan putih PbSO4,
3. Dengan
penambahan larutan AgNO3 pada
larutan sulfat yang pekat akan terbentuk endapan kristal putih Ag2SO4.
4. Dengan
penambahan larutan Hg(NO3)2 menghasilkan endapan kuning.
5.Dengan penambahan larutan KMnO4
dan BaCl2 menghasilkan endapan merah ungu atau merah jambu.
ANION SULFIT (SO3-2)
Garam sulfit dari logam alkali
dan ammonium larut dalam air, sulfit dari logam lainnya larut sangat sedikit
atau tidak larut.
Digunakan larutan sulfit 0,5
M
Reaksi identifikasi:
1. Larutan
garam sulfite dipanaskan dengan HCl atau H2SO4 encer akan
mengeluarkan gas SO2
2. Dengan penambahan larutan BaCl2
menghasilkan endapan putih.
3.
Dengan penambahan larutan AgNO3 berlebih, terbentuk endapan
kristal putih.
4.
Dengan penambahan larutan KMnO4 dan H2SO4
encer maka warna ungu dari KMnO4 hilang.
5. Dengan
penambahan larutan K2Cr2O7 dan H2SO4
encer, terbentuk
warna hijau.
ANION TIOSULFAT
(S2O3-2 )
Digunakan
larutan tiosulfat 0,5M
Reaksi identifikasi :
1. Dengan penambahan HCl encer,
mula-mula tidak berubah ; setelah
beberapa waktu
terbentuk endapan kekuningan, dan bila dipanaskan
terbentuk gas SO2.
2. Dengan penambahan aqua Iod, warna Iod
akan hilang.
3. Dengan penambahan
larutan BaCl2 pada larutan S2O3-2
yang tidak terlalu encer akan terbentuk
endapan putih.
4. Pada penambahan larutan
AgNO3 berlebih terbentuk endapan putih, jika dibiarkan
menjadi kehitaman.
5. Pada penambahan larutan
Pb Asetat berlebih terbentuk endapan putih, bila dipanaskan berubah
menjadi hitam.
ANION
NITRIT (NO2-)
Digunakan larutan NaNO2 atau KNO2
0,1 N yang baru dibuat .
Reaksi identifikasi:
1. Dengan
penambahan HCl encer kedalam larutan nitrit, terbentuk larutan berwarna biru
pucat yang tidak stabil, dan terbentuk
gas berwarna coklat (NO2 ↑ ).
2. Dengan
penambahan larutan difenil amin dalam H2SO4 pekat kedalam
larutan nitrit, akan terbentuk warna biru.
3. Jika ke dalam larutan nitrit ditambahkan 2
tetes H2SO4 pekat dan 1 tetes larutan KMnO4,
warna ungu dari KMnO4 akan hilang
4. Jika ke
dalam larutan KI yang diasamkan, ditambahkan larutan nitrit, larutan menjadi
berwarna kuning sampai coklat,
5. Dalam
tabung reaksi dimasukkan beberapa tetes larutan FeSO4 (25%) dan
beberapa tetes H2SO4 encer atau asam asetat encer. Ke
dalamnya diteteskan hati-hati larutan nitrit melalui dinding tabung. Terbentuk
cincin coklat pada batas kedua larutan.
ANION NITRAT (NO3-)
Semua
garam nitrat mudah larut dalam air.
Digunakan larutan KNO3
atau NaNO3 0,1 N
Reaksi
identifikasi :
1. Jika
pada larutan nitrat dipanaskan dengan hati-hati dengan H2SO4
pekat terbentuk uap NO2 (berwarna
coklat kemerahan )
2. Reaksi cincin coklat.
3. Nitrat tidak beraksi dengan
antipirin dan HCl, tetapi jika direduksi dengan serbuk Zn dan HCl atau asam
asetat , nitrat akan tereduksi menjadi NO2- yang dapat
ditest dengan antipirin dan HCI .
4. Reaksi dengan difenil
amin .
ANION KARBONAT (CO3-2)
Digunakan
larutan Na2CO3 0,5 M.
Reaksi
identifikasi :
1. Jika ke dalam larutan
karbonat ditambahkan HCl encer, akan menghasilkan buih karena keluarnya gas CO2.
2. Kedalam larutan
karbonat ditambahkan larutan BaCl2
atau CaCl2 akan menghasilkan endapan putih BaCO3 atau
CaCO3.
3. Dengan penambahan
larutan AgNO3 menghasilkan endapan putih.
4. Jika kedalam larutan
karbonat ditambahkan larutan MgSO4, akan menghasilkan endapan putih.
5. Jika kedalam larutan
karbonat ditambahkan larutan HgCl2 menghasilkan endapan coklat
kemerahan.
ANION BIKARBONAT (HCO 3-)
Digunakan larutan NaHCO3 atau KHCO3
0,5 M yang dibuat baru
Reaksi identifikasi :
1. Jika larutan bikarbonat
dipanaskan sampai mendidih akan mengeluarkan gas CO2,
2. Jika ke dalam larutan bikarbonat ditambahkan
MgSO4 dalam keadaan dingin tidak terbentuk endapan, tetapi jika
dipanaskan akan menghasilkan endapan putih MgCO3.
3. Jika ke dalam larutan
bikarbonat ditambahkan HCl encer , akan mengeluarkan gas CO2.
4. Jika ke dalam larutan bikarbonat
ditambahkan larutan CaCl2 tidak terjadi reaksi, tetapi jika kedalam
campuran ini ditambahkan NH4OH, akan menghasilkan endapan putih.
ANION PO4-3 (Ortofosfat)
Digunakan
larutan Dinatrium hidrogan fosfat. Na2HPO4
Reaksi
identifikasi:
1. Dengan
penambahan larutan AgNO3 menghasilkan endapan kuning Ag3PO4,
2. Dengan penambahan
larutan BaCl2 dari larutan netral menghasilkan endapan putih (amorf) Ba3(PO4)2,
3. Jika pada larutan yang sudah diasamkan
dengan HNO3, ditambahkan reagens ammonium molibdat berlebih,
kemudian dipanaskan di atas water bath 40oC; akan terbentuk endapan kristal
kuning.
4. Dengan
penambahan FeCl3 menghasilkan endapan putih kekuningan.
5. Dengan
penambahan reagens NH4 molibdat – kinin SO4 pada larutan
fosfat, akan dihasilkan endapan kuning.
.
ANION BORAT DAN TETRABORAT (BO3-3 , B4O7-2
)
Terdapat
dalam bentuk asam H3BO3 (asam borat) atau garam alkali Na2B4O7
(boraks= natrium tetra borat).
Reaksi
identifikasi:
1. Uji
kering : jika asam borat (H3BO3) padat dipanaskan, akan
menyublim, hasil sublimasi jika dilihat dibawah mikroskop berbentuk segi enam. Na2B4O7
tidak dapat menyublim.
2. Jika
sedikit kristal asam borat atau boraks dicampur dengan beberapa tetes H2SO4
pekat dan 1-2 ml metanol atau etanol dalam cawan porselin, lalu dinyalakan,
maka metanol akan terbakar dengan nyala berwarna hijau.
3. Jika
larutan Boraks (Na2B4O7) yang pekat
direaksikan dengan larutan AgNO3, terbentuk endapan putih.
Reaksi ini tidak terjadi pada ion BO3-3.
ANION HIPOKLORIT ( OCl-)
Digunakan
larutan hipoklorit yang baru dibuat.
Reaksi identifikasi:
1. Dengan
penambahan asam klorida encer kedalam larutan hipoklorid ,pada larutan
mula-mula berubah menjadi kuning, kemudian timbul pembuihan (karena terbentuk
gas klor).
2. Larutan
hipoklorit diteteskan pada kertas saring yang sudah dibasahi kalium
iodide-kanji akan terbentuk warna hitam kebiruan dalam larutan yang netral atau
sedikit basa.
3. Larutan
hipoklorit ditambahkan larutan Pb acetate atau Pb(NO3)2,
lalu dididihkan akan terbentuk endapan coklat PbO.