Kamis, 28 Januari 2016

PENETAPAN KADAR BROMAZEPAM DALAM TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET



PENETAPAN KADAR BROMAZEPAM DALAM TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET


TUGAS AKHIR



OLEH:
LESTIANI LUBIS
NIM 122410028














PROGRAM STUDI DIPLOMA III
ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 
2015


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa pengayom segenap alam yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan ridhoNya, sehingga penulis dapat mengerjakan dan menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Penetapan Kadar Bromazepam dalam Tablet secara Spektrofotometri Ultraviolet” tugas akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar ahlimadya pada Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Selama penulisan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka dengan segala ketulusan hati penulis  menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1.        Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
2.        Ibu Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt., selaku Wakil Dekan I Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
3.        Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., selaku Ketua Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi USU.
4.        Bapak Prof. Dr. Muchlisyam, M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis hingga selesainya tugas akhir ini.
5.        Ibu Dra. Nazliniwaty, M.Si., Apt., selaku Dosen Penasehat Akademik penulis selama melaksanakan pendidikan pada Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi USU.
6.        Bapak dan Ibu dosen beserta seluruh staf di Fakultas Farmasi USU yang telah mendidik penulis selama masa perkuliahan.
7.        Bapak Drs. M. Ali Bata Harahap, M.Kes., Apt., selaku Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Medan yang telah memberi izin pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
8.        Ibu Lambok Oktavia SR, S.Si., M.Kes., Apt., selaku Koordinator Pembimbing Praktek Kerja Lapangan di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Medan.
9.        Ibu Azizah, S.Farm., Apt., selaku Penanggung Jawab Laboratorium Napza di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Medan yang telah membantu penulis selama menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL).
10.    Bapak dan Ibu seluruh staff di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Medan.
11.    Teman-teman satu tempat PKL yaitu, Fitri, Palupi, Tami, Eci, Gracye, Sherin, Amin, Nana, Dian, Vegi dan Syahrum yang selalu memberikan motivasi, dukungan, semangat, canda dan tawa.
12.    Teman-teman Analis Farmasi dan Makanan – 2012 yang selalu menyemangati dan memberikan bantuan serta seluruh kenangan terindah selama berada di bangku perkuliahan.
13.    Serta semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan tugas akhir ini.
Penulis juga mempersembahkan rasa terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Rinaldi Lubis, Ibunda Suryati, Kakanda Duma Sari Lubis, Fina Sarita Lubis, serta Adinda Agung Agustian Lubis dan Khansa Zhafirah Lubis atas segala do’a, kasih sayang serta dorongan moril maupun materil kepada penulis selama ini. Semoga kalian selalu dalam lindungan Allah SWT.

 
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna, sehingga dibutuhkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan tulisaan ini. Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang farmasi.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

                                                                             Medan, April 2015
                                                                             Penulis



                                                                             Lestiani Lubis
                                                                             NIM 122410028












Penetapan Kadar Bromazepam dalam Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet

Abstrak
Bromazepam merupakan obat turunan dari benzodiazepin, yang berperan sebagai anti kecemasan dimana memiliki efek samping yang sama dengan diazepam (valium). Dalam dosis rendah, bromazepam dapat mengurangi ketegangan dan kecemasan, sedangkan pada dosis tinggi menunjukkan sifat sedatif dan relaksasi otot.Bromazepam biasanya tersedia dalam sediaan tablet dengan dosis 3 mg dan 6 mg. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kadar bromazepam dalam tablet yang beredar di pasaran.
Metode penelitian yang dilakukan adalah pengambilan sampel yang mengandung bromazepam dan ditentukan kadarnya dengan menggunakan metode spektrofotometri UV, dengan panjang gelombang ±235 nm dan sebagai pelarut digunakan NaOH 0,1 N. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar bromazepam dalam tablet adalah 108,56 %.

Kata Kunci : Bromazepam, Penetapan Kadar, Spektrofotometri UV









  

Jumat, 26 Juli 2013

KIMIA ANALISA KUALITATIF DASAR FARMASI

KIMIA ANALISA KUALITATIF DASAR  FARMASI

  

      -  TEXBOOK OF MACRO AND SEMIMICRO QUALITATIVE INORGANIC ANALYSIS.

              -  ANALISIS ANORGANIK KUALITATIF MAKRO DAN SEMIMIKRO)

                 Diterjemah oleh: Ir. L. Setiono
                                             Dr. A. Hadyana
             
Analisa kualitatif dapat dibedakan atas 2 cara:
1.    Cara Kering : yaitu menggunakan sampel padat. Jika sampel berupa cairan/larutan, lebih dahulu dikeringkan/diuapkan.
2.    Cara basah : yaitu menggunakan sampel dalam bentuk larutan
Baik larut dalam air, dengan pemanasan, asam asetat encer, HCl encer, HNO3 encer, HNO3 pekat.

CARA KERING/ REAKSI KERING
Ada beberapa cara;
a. Pemanasan
  1. Sublimasi
  2. Uji Pirolisa/ uji pipa tiup :
3. Uji nyala :
a. Uji nyala dengan kawat Ni/Cr, kawat platina.
                                                                       
b.    Uji nyala dengan kawat Cu (test beilstein).

     4. Uji spektoskopi
      5. Uji manik boraks.
           

KLASIFIKASI  KATION

Kation dapat digolongkan dalam lima golongan berdasarkan penambahan beberapa reagensia, yang umum digunakan: HCl, H2S, (NH4)2S, dan (NH4)2CO3.

KATION
PEREAKSI
PENGAMATAN
HASIL
Golongan I (gol perak) Ag, Pb, Hg

Golongan II (gol Cu dan arsen) Hg, Cu,Bi,Cd,As,Sb,Sn

Golongan III (gol besi dan zink)
Al, Fe, Cr

Co, Ni, Zn, Mn

Golongan IV (gol kalsium) Ca,Ba,Sr



Golongan V (gol alkali)
HCl encer (6N)


H2S dlm suasana asam encer
NH4Cl dan NH4OH sp alkalis


H2S suasana
Alkalis
(NH4)2CO3 dan NH4Cl dlm suasana netral atau sedikit asam
tdk mengend
dengan HCl, H2S,(NH4)2CO3

Terbentuk end pth


Terbentuk end yg berwarna

Terbentuk end
berwarna




terbentuk end

tdk terbtk end

AgCl,Hg2Cl2,PbCl2



HgS,Bi2S3,CuS,CdS,(A)
As2S3,As2S5,Sb2S3,Sb2S5,
SnS, SnS2,(B)

Al(OH)3,Fe(OH)3,Cr(OH)3 (A)



NiS, CoS, ZnS, MnS

CaCO3,BaCO3, SrCO3





NH4+, Na+, K+, Mg+2

KATION GOLONGAN  I

Pereaksi golongan 1 ; HCl encer


Kation   Ag+   (perak)    

Reaksi identifikasi:

Dalam perdagangan terdapat dalam bentuk garam AgNO3

  1. Dengan penambahan HCl encer: terbentuk endapan putih AgCl.  
           
  1. Dengan penambahan larutan KI: terbentuk endapan kuning AgI.

  1. Dengan penambahan larutan K2CrO4 : terbentuk endapan merah Ag2CrO4                   

  1. Dengan penambahan larutan Na2S (dalam suasana netral atau asam),   terjadi endapan berwarna hitam Ag2S..

5. Dengan penambahan larutan Na2HPO4 : dalam larutan netral terjadi endapan kuning  Ag3PO4.
                    



                       
           

 Kation Hg2+2  (merkuro)

Digunakan larutan merkuro nitrat (Hg2(NO3)2.2H2O.
Hampir semua senyawa Hg menyublin pada pemanasan

Reaksi identifikasi:
1.                                        Asam klorida encer :        
2.    Kalium Iodida: terbentuk endapan kuning kehijauan dari merkuro jodida Hg2I2 .

3.    Kalium kromat : terbentuk endapan coklat dari merkuro kromat Hg2CrO4 .

4.    Hidrogen sulfida: terbentuk endapan hitam dari HgS dan Hg
      
5.    Larutan amonia


6.    Reaksi spesifik dengan pereaksi Difenilkarbazid akan membentuk senyawa yang berwarna lembayung.


Kation  :  Pb+2   (timbal)


Digunakan larutan Pb(NO3)2 atau Pb(CH3COO)2

Pemeriksaan kation cepat Pb+
Dasar : PbCl2 larut dalam air panas, bila dingin mengkristal kembali.

Reaksi Identifikasi :

  1. Senyawa Pb bila dipirolisa akan meninggalkan sisa  berwarna kuning .

2. Larutan KI  : terbentuk endapan kuning PbI2,.
   3. HCl encer : terbentuk endapan putih              
4.H2SO4 encer : terjadi endapan putih  PbSO4,

5.Larutan K2CrO4 : terbentuk endapan kuning  PbCrO4,



KATION  GOLONGAN II


Kation golongan II terbagi dalam 2 sub golongan yaitu: sub golongan tembaga ( Hg+2,Pb+2,Bi+3,Cu+2,Cd+2)dan sub golong arsenik  ( As+3,As+5,Sb+3,Sb+5,Sn+2,Sn+4 



Kation Hg+2  (merkuri)

Digunakan larutan Hg(NO3)2 atau HgCl2.
Reaksi identifikasi:
  1. H2S: suasana asam terbentuk endapan putih merkuri kloro sulfida (Hg3S2Cl2), pereaksi yang berlebih berubah kuning, coklat dan terakhir hitam  HgS (p-k-c-h).
     
    2.  larutan SnCl2 : terbentuk end. putih   Hg2Cl2, pereaksi berlebih endapan berubah menjadi abu-abu sampai hitam karena Hg2Cl2 direduksi menjadi logam merkuri (Hg).
                 
  1. larutan NaOH: dalam jumlah sedikit  terbentuk endapan merah kecoklatan,     .
                        
4. larutan ammonia: terbentuk endapan putih amino merkuri klorida (NH2)HgCl.


Kation: Bi+3  (bismuth)


Digunakan larutan Bi(NO3)3.5H2O    
Reaksi identifikasi:

1. Bila di pijar akan meninggalkan sisa yang berwarna coklat jingga (waktu panas), kuning jingga (setelah dingin)  dari Bi2O3.

 2. H2S : terbentuk endapan coklat kehitaman Bi2S3,.
3     larutan NaOH : terbentuk endapan putih Bi(OH)3 dalam keadaan dingin, bila dipanaskan endapan kehilangan air menjadi kuning  BiO.OH.
  1. larutan KI  : terbentuk endapan hitam kecoklatan BiI3,
  2. larutan Na. Stannit, Na2[SnO2]  : memberikan endapan hitam bismuth (Bi).
           
.

Kation : Cu+2  (kupri)

     Digunakan larutan garam CuSO4.5H2O.
Reaksi Identifikasi :

  1. Uji pirolisa: meninggalkan sisa berwarna merah.

  1. Uji nyala: dengan kawat Ni/Cr berwarna nyala hijau.

  1. H2S (dalam suasana netral atau asam(HCl) terbentuk endapan hitam  CuS.

4     larutan NaOH : terbentuk endapan biru  Cu(OH)2,               
5     larutan ammonia: terbentuk endapan biru garam sulfat basa.


Kation : Cd +2   (kadmium)


                 Digunakan larutan CdSO4.8H2O

     Reaksi identifikasi:

  1. Uji pirolisa : meninggalkan sisa warna coklat CdO.

  1. H2S : terbentuk endapan kuning CdS

  1. larutan ammonia : terbentuk endapan putih Cd(OH)2,
  2. larutan NaOH  : terbentuk endapan putih  Cd(OH)2,
  3. larutan KCN : terbentuk endapan putih Cd(CN)2, larut dalam reagensia berlebihan membentuk garam komplek.






ARSENIK (GROUP II B)

Arsenik adalah zat padat berwarna abu-abu, mengkilap seperti logam, jika dipanaskan akan menyublin dan menimbulkan bau yang karakteristik seperti bawang putih dengan nyala berwarna abu-abu, semua senyawa arsenik bersifat racun.
Hasil sublimasi dapat dilihat dibawah mikroskop berbentuk segitiga.

Kation : As+3.(arsenit)

Digunakan larutan dari serbuk As2O3 dalam bentuk AsCl3 atau Na3AsO3.
Reaksi identifikasi:

  1. larutan H2S (dalam suasana asam klorida) terbentuk endapan kuning As2S3.
  2. larutan AgNO3   dalam suasana netral terbentuk endapan kuning  Ag3AsO3 .

  1. larutan CuSO4 (dalam larutan netral): terbentuk endapan hijau (hijau Scheele’s) dari campuran CuHAsO3 dan Cu3(AsO3)2 .

  1. campuran dari SnCl2 dan HCl pekat (test Bettendoff’s) : terbentuk arsen yang berwarna coklat tua sampai hitam.

  1. Gutzeit test






                                                Antimon / Stibium : Sb3+

            Digunakan larutan SbCl3
Reaksi Identifikasi:

  1. H2S : terbentuk endapan merah oranye dari Sb2S3.

  1. NaOH : terbentuk endapan putih dari Sb2O3xH2O, larut dalam pereaksi yang berlebih

  1. Zink  :  terbentuk endapan hitam dari logam Sb

  1. Besi  :  terbentuk endapan hitam dari logam Sb

  1. Larutan KI: terbentuk garam komplek yang bewarna merah
                                                            Timah/ Stanno: Sn2+

Digunakan  larutan SnCl2
Reaksi Identifikasi:

1.    H2S: terbentuk endapan coklat dari SnS, endapan larut dalam HCl pekat dan amonium polisulfida.

2.    NaOH : terbentuk endapan putih dari Sn(OH)2, larut dalam reagensia berlebih.

3.    HgCl2: terbentuk endapan putih dari Hg2Cl2,

Pemisahan kation dalam golongannya secara skematis.

Dalam suatu campuran larutan kation ditambahkan beberapa tetes HCl encer dalam keadaan dingin, jika terbentuk endapan, terus tambah HCl encer sampai tidak terjadi pengendapan, saring (1)
Endapan: putih mengandung kation Gol. I: AgCl, PbCl2, Hg2Cl2, pisahkan sesuai untuk gol. I
Filtrat: ditambahkan 1 ml H2O2 3%, asamkan filtrat dengan HCl menjadi 0,3N. Panaskan sampai hampir mendidih, dan jenuhkan dengan H2S, saring (2)
Endapan: berwarna mengandung: HgS,PbS,Bi2S3,
CdS,CuS,SnS2,
 Sb2S3,As2S3,
Gol IIA&IIB,
Pisahkan sesuai gol. II
Filtrat: didihkan dalam cawan porselin sampai kira-kira 10 ml untuk menghilangkan semua H2S (uji dengan kertas yang telah dibasahi Pb Ac).tambahkan 1-2 ml HNO3 pekat dan panaskan untuk mengoksidasikan garam Fe+2 → Fe+3, tambahkan 1-2 g NH4Cl padat, panaskan sampai hampir mendidih, tambahkan larutan NH4OH encer sampai campuran menjadi basa, didihkan selama 1 menit dan saring dengan segera. (3)
Endapan:
Berwarna,
mengandung Fe(OH)3, Cr(OH)3,
Al(OH)3
MnO2,
Gol.IIIA, pisahkan sesuai dengan gol. III a.
Filtrat: tambahkan 2-3 ml larutan NH4OH, panaskan, di alilrkan gas H2S selama 1 menit, saring dan cuci. (4)
Endapan:
Berwarna,
mengandung
CoS,  NiS,
MnS, ZnS,
Gol. III B,
pisahkan
sesuai dengan gol.
III b.
Filtrat: Pindahkan ke cawan porselin + as.setat, uapkan sampai seperti pasta, dinginkan, + 2-3 ml HNO3 pekat, panaskan sampai garam ammonium telah menguap, dinginkan, tambahkan 3 ml HCl encer dan 10 ml air: panaskan dan aduk untuk melarutkan garam-garam, saring, tambahkan 0,25 g NH4Cl padat atau 2,5 ml NH4Cl, dibasakan dengan larutan NH4OH pekat dan tambahkan larutan (NH4)2CO3 sedikit berlebih, aduk dan panaskan pada 50-60oC selama 3-5 menit, saring ,dan cuci dengan air panas (5).
Endapan:
Putih yang
mengandung BaCO3,
SrCO3,
CaCO3, Gol. IV,
pisahkan sesuai dgn.
Gol.IV .
Filtrat: mengandung Mg+2,Na+,K+,
Uapkan sp seperti pasta + HNO3 pekat, uapkan sp kering, residu putih. pisahkan gol V msg-msg kation.

Catatan: untuk kation NH4+ di periksa langsung dari sampel asli/ larutan zat.
                                   
Ferro (Fe+2 )

Digunakan larutan FeSO4 yang baru dibuat umumnya berwarna hijau pucat.
          Reaksi identifikasi:
1.     Dengan penambahan larutan NaOH: terbentuk endapan putih Fe(OH)2
2.     Dengan penambahan larutan (NH4)2S: terbentuk endapan hitam  FeS
3.     Dengan penambahan larutan KCN : terjadi endapan coklat kekuningan Fe(CN)2.
4.     Dengan penambahan larutan K4[Fe(CN)6: akan terbentuk endapan putih.

5.     Dengan penambahan larutan K3[Fe(CN)6]: terbentuk endapan biru tua atau biru tumbul.
                                                                  











Ferri  ( Fe+3 )

Digunakan larutan FeCl3 yang berwarna kuning kemerahan atau coklat kuning.

Reaksi identifikasi:

1.     Uji kering: sisa pirolisa berwarna coklat.
2.     Dengan penambahan larutan  NH4OH: terbentuk endapan coklat kemerahan seperti gelatin,
3.     Dengan penambahan larutan NaOH: terbentuk endapan coklat kemerahan, yang tidak larut dalam reagensia berlebihan.

4.     Dengan penambahan larutan H2S : dalam larutan asam ion ferri direduksi menjadi ferro, dan terbentuk endapan belerang berwarna putih kekuningan.

5.     Dengan penambahan larutan (NH4)2S: dalam larutan asam terbentuk endapan hitam FeS dan belerang (S).
                
                                               
Perbedaan reaksi antara Fe+2 dengan Fe+3


Aluminium  (Al+3 )

                                  Digunakan larutan Al2(SO4)3 atau tawas [KAl(SO4)2].
          Reaksi identifikasi:

1.     Dengan penambahan larutan NH4OH : terbentuk endapan putih seperti gelatin Al(OH)3,
2.     Dengan penambahan larutan NaOH : terbentuk endapan putih  Al(OH)3.
3.     Dengan penambahan larutan (NH4)2S : terbentuk endapan putih Al(OH)3 dan gas H2S

4.     Dengan penambahan larutan Na. asetat
5.     Reagensia Aluminon


Zink (  Zn+2  )
         

          Reaksi Identifikasi:
                             Digunakan larutan ZnSO4.

1.     Dengan  penambahan larutan NaOH: terbentuk endapan putih
2.     Dengan penambahan larutan NH4OH: terbentuk endapan putih,
3.     Dengan penambahan larutan Ammonium Sulfida: terbentuk endapan putih  ZnS.

4.     Dengan penambahan larutan K2Hg(CNS)4 atau (NH4)2Hg(CNS)4: akan menghasilkan endapan kristal putih
5.     Dengan penambahan larutan dinatrium hidrogen fosfat dalam suasana NH4Cl membentuk endapan putih




Barium ( Ba+2 )

Digunakan larutan BaCl2
Uji kering : warna nyala Ni/Cr : kuning kehijauan
Reaksi identifikasi :

1.     Larutan BaCl2 di tambahkan larutan ammonium karbonat  (NH4)2CO3 membentuk endapan putih 
2.     Larutan BaCl2 di tambahkan larutan ammonium oksalat membentuk endapan kristal putih  barium oksalat.
3.     Larutan BaCl2 di tambahkan H2SO4 encer membentuk endapan putih 
4.     Larutan BaCl2 di tambahkan larutan K2CrO4 terbentuk endapan kuning BaCrO4,.

5.     Dengan asam pikrolon.





Calsium  (Ca+2 )
         
          Digunakan larutan CaCl2.

          Reaksi identifikasi

1.     Uji kering dengan nyala Ni/Cr memberikan warna merah bata.

2.     Larutan CaCl2 ditambahkan larutan (NH4)2CO3 akan menghasilkan endapan putih amorf CaCO3
3.     Larutan CaCl2 yang pekat ditambahkan H2SO4 encer akan menghasilkan endapan putih (kristal jarum) CaSO4 .
4.     Larutan CaCl2 yang pekat ditambahkan larutan ammonium oksalat akan segera menghasilkan endapan kristal putih  Ca(COO)2.

5.     Larutan CaCl2 di tambahkan larutan K4[Fe(CN)6] akan menghasilkan  endapan putih  CaK2[Fe(CN)6].


Magnesium (Mg+2  )

          Digunakan larutan MgSO4.

          Reaksi identifikasi:

1.     Dengan penambahan larutan ammonia akan terjadi endapan putih seperti gelatin Mg(OH)2.
2.     Dengan penambahan larutan NaOH terjadi endapan putih  Mg(OH)2.
3.     Dengan penambahan larutan (NH4)2CO3 terjadi endapan putih  magnesium basa [ MgCO3 Mg(OH)2].

4.     Dengan penambahan larutan Na2HPO4 dan larutan NH4Cl serta larutan ammonia terjadi endapan kristal putih Mg(NH4)PO4 .

5.     Dengan penambahan larutan titan yellow dan NaOH, menghasilkan warna merah atau merah cherry.   



Kalium ( K+ )

Digunakan larutan KCl.
Reaksi identifikasi:
1.     Uji kering: dengan kawat Ni/Cr akan memberikan nyala berwarna ungu.

2.     Larutan KCl yang pekat ditambahkan reagensia natrium kobaltinitrit akan terbentuk endapan kuning  K3[Co(NO2)6]. 

3.     Dengan menambahkan larutan asam tartrat atau larutan natrium hidrogen tartrat pada larutan KCl akan terjadi endapan kristal putih  KHC4H4O6.

Dengan menambahkan larutan asam perklorat (HClO4) pada larutan KCl yang tidak begitu encer terjadi endapan kristal putih .

4.     Dengan penambahan larutan asam pikrat menghasilkan endapan
kuning .




Natrium (Na+)

          Digunakan larutan NaCl
          Reaksi identifikasi:

1.     Uji kering: dengan menggunakan kawat Ni/Cr akan memberikan nyala berwarna kuning keemasan.

2.     Dengan penambahan reagensia uranil zink asetat akan terjadi endapan kristal kuning
3.     Dengan penambahan reagensia uranil magnesium asetat kedalam larutan NaCl yang pekat terjadi endapan kristal kuning natrium

       4. Dengan penambahan larutan asam pikrat menghasilkan endapan kristal kuning
         

Ammonium ( NH4+)


          Digunakan larutan NH4Cl

          Reaksi identifikasi:
1.     Jika garam-garam ammonium dipijar, tidak akan meninggalkan sisa.

2.     Dengan penambahan larutan natrium hidroksida dan dipanaskan, akan keluar gas NH3.

3.     Dengan penambahan reagensia nessler terjadi endapan berwarna coklat

4.  Dengan penambahan larutan tannin (asam tannat) dan AgNO3, akan    menghasilkan warna hitam..

5. Dengan penambahan asam kloroplatinat akan terjadi endapan kuning  (NH4)2[PtCl6]. 




ANION KLORIDA (Cl-)


          Uji kering : test Beilstein : memberikan nyala warna  hijau.
          Digunakan larutan NaCl 0,1 M
          Reaksi identifikasi :

1.     Larutan klorida dengan penambahan AgNO3 menghasilkan endapan putih   AgCl.

2.     Dengan penambahan larutan Pb asetat menghasilkan endapan putih   PbCl2.

3.     Dengan penambahan H2SO4 p menghasilkan gas Cl2.

4.     Dipanaskan dengan KMnO4 menghasilkan gas Cl2 (berwarna hijau
pucat),

  

ANION BROMIDA (Br-)

          Uji kering : test beilstein, akan memberikan nyala warna  hijau.
          Digunakan larutan KBr 0,1 M

          Reaksi identifikasi:
1. Dengan penambahan AgNO3 kedalam larutan KBr menghasilkan endapan kuning pucat.
          2. Dengan penambahan Pb asetat menghasilkan endapan kristal putih .
         

3. Dengan penambahan H2SO4 pekat  menghasilkan gas Br2. Reaksi lebih  cepat jika dipanaskan. Gas Br2 yang terbentuk dapat dikenal :
a.     Dari baunya ( merangsang ) .
b.     Dapat memutihkan kertas lakmus.
c.      Merubah kertas kanji yang diletakkan dimulut tabung menjadi merah jingga.
d.     Kertas saring yang dibasahi dengan fluoresein ( yang diletakkan di mulut tabung ) menjadi merah .

ANION IODIDA (I- )



Uji kering : test Beilstein : akan memberikan nyala warna hijau
Digunakan larutan KI 0,1 M

Reaksi identifikasi :
1. Dengan penambahan larutan AgNO3 menghasilkan endapan kuning AgI.

2. Dengan penambahan larutan Pb asetat menghasilkan endapan kuning
3.Dengan penambahan larutan NaOCl encer dan diasamkan dengan HCl encer, terbentuk gas I2,
4.Dengan penambahan larutan K2Cr2O7 dan H2SO4 pekat menghasilkan I2



ANION SULFAT ( SO4-2 )

           Digunakan larutan sulfat 0,1 M

          Reaksi identifikasi:

           1. Dengan penambahan larutan BaCl2 menghasilkan endapan putih     BaSO4

2. Dengan penambahan larutan  Pb asetat menghasilkan endapan putih    PbSO4,

3. Dengan penambahan larutan  AgNO3 pada larutan sulfat yang pekat akan terbentuk endapan kristal putih Ag2SO4.

4. Dengan penambahan larutan Hg(NO3)2 menghasilkan endapan kuning.

5.Dengan penambahan larutan KMnO4 dan BaCl2 menghasilkan endapan merah ungu atau merah jambu.

     
         




                            







ANION SULFIT (SO3-2)

Garam sulfit dari logam alkali dan ammonium larut dalam air, sulfit dari logam lainnya larut sangat sedikit atau tidak larut.
Digunakan larutan sulfit 0,5 M
Reaksi identifikasi:

1. Larutan garam sulfite dipanaskan dengan HCl atau H2SO4 encer akan mengeluarkan gas SO2
2.   Dengan penambahan larutan BaCl2 menghasilkan endapan putih.
         
 3.  Dengan penambahan larutan AgNO3 berlebih, terbentuk endapan
           kristal putih.
 4.  Dengan penambahan larutan KMnO4 dan H2SO4 encer maka warna ungu dari KMnO4 hilang.   

 5.   Dengan penambahan larutan K2Cr2O7 dan H2SO4 encer, terbentuk
       warna hijau.

 

ANION  TIOSULFAT  (S2O3-2 )



          Digunakan larutan tiosulfat  0,5M

          Reaksi identifikasi :
1. Dengan penambahan HCl encer, mula-mula tidak berubah ; setelah
              beberapa waktu terbentuk endapan kekuningan, dan bila dipanaskan
              terbentuk gas SO2.

2. Dengan penambahan aqua Iod, warna Iod akan hilang.

3. Dengan penambahan larutan BaCl2 pada larutan S2O3-2 yang tidak terlalu   encer akan terbentuk endapan putih.

4. Pada penambahan larutan AgNO3 berlebih terbentuk endapan putih, jika dibiarkan menjadi kehitaman.

5. Pada penambahan larutan Pb Asetat berlebih terbentuk endapan putih, bila dipanaskan berubah menjadi hitam.



ANION  NITRIT  (NO2-)


          Digunakan larutan NaNO2 atau KNO2 0,1 N yang baru dibuat .
          Reaksi identifikasi:

1. Dengan penambahan HCl encer kedalam larutan nitrit, terbentuk larutan berwarna biru pucat  yang tidak stabil, dan terbentuk gas berwarna coklat (NO2 ↑ ).

2. Dengan penambahan larutan difenil amin dalam H2SO4 pekat kedalam larutan nitrit, akan terbentuk warna biru.
3.  Jika ke dalam larutan nitrit ditambahkan 2 tetes H2SO4 pekat dan 1 tetes larutan KMnO4, warna ungu dari KMnO4 akan hilang
4. Jika ke dalam larutan KI yang diasamkan, ditambahkan larutan nitrit, larutan menjadi berwarna kuning sampai coklat,
5. Dalam tabung reaksi dimasukkan beberapa tetes larutan FeSO4 (25%) dan beberapa tetes H2SO4 encer atau asam asetat encer. Ke dalamnya diteteskan hati-hati larutan nitrit melalui dinding tabung. Terbentuk cincin coklat pada batas kedua larutan.




ANION NITRAT  (NO3-)


          Semua garam nitrat mudah larut dalam air.
          Digunakan larutan KNO3 atau NaNO3 0,1 N

          Reaksi identifikasi :
1. Jika pada larutan nitrat dipanaskan dengan hati-hati dengan H2SO4 pekat terbentuk uap NO2  (berwarna coklat kemerahan )

          2. Reaksi cincin coklat.
               3. Nitrat tidak beraksi dengan antipirin dan HCl, tetapi jika direduksi dengan serbuk Zn dan HCl atau asam asetat , nitrat akan tereduksi menjadi NO2- yang dapat ditest dengan antipirin dan HCI .

          4. Reaksi dengan difenil amin .




ANION KARBONAT  (CO3-2)

                   Digunakan larutan Na2CO3 0,5 M.
          Reaksi identifikasi :

1. Jika ke dalam larutan karbonat ditambahkan HCl encer, akan menghasilkan buih karena keluarnya gas CO2.
             
2. Kedalam larutan karbonat  ditambahkan larutan BaCl2 atau CaCl2 akan menghasilkan endapan putih BaCO3 atau CaCO3.

          3. Dengan penambahan larutan AgNO3 menghasilkan endapan putih.
              
4. Jika kedalam larutan karbonat ditambahkan larutan MgSO4,  akan menghasilkan endapan putih.

5. Jika kedalam larutan karbonat ditambahkan larutan HgCl2 menghasilkan endapan coklat kemerahan.



             
                                                           

ANION BIKARBONAT  (HCO3-)

Digunakan larutan NaHCO3 atau KHCO3 0,5 M yang dibuat baru
          Reaksi identifikasi :

1. Jika larutan bikarbonat dipanaskan sampai mendidih akan mengeluarkan gas CO2,
2.  Jika ke dalam larutan bikarbonat ditambahkan MgSO4 dalam keadaan dingin tidak terbentuk endapan, tetapi jika dipanaskan akan menghasilkan endapan putih MgCO3.

3. Jika ke dalam larutan bikarbonat ditambahkan HCl encer , akan              mengeluarkan gas CO2.

4.     Jika ke dalam larutan bikarbonat ditambahkan larutan CaCl2 tidak terjadi reaksi, tetapi jika kedalam campuran ini ditambahkan NH4OH, akan menghasilkan endapan putih.





ANION  PO4-3  (Ortofosfat)


          Digunakan larutan Dinatrium hidrogan fosfat. Na2HPO4
          Reaksi identifikasi:

1. Dengan penambahan larutan AgNO3 menghasilkan endapan kuning Ag3PO4,

2. Dengan penambahan larutan BaCl2 dari larutan netral menghasilkan  endapan putih  (amorf) Ba3(PO4)2,
    3. Jika pada larutan yang sudah diasamkan dengan HNO3, ditambahkan reagens ammonium molibdat berlebih, kemudian dipanaskan di atas water bath 40oC; akan terbentuk endapan kristal kuning.
4. Dengan penambahan FeCl3 menghasilkan endapan putih         kekuningan.
5. Dengan penambahan reagens NH4 molibdat – kinin SO4 pada larutan fosfat, akan dihasilkan endapan kuning.
.



                                       

ANION BORAT DAN TETRABORAT  (BO3-3 , B4O7-2 )

          Terdapat dalam bentuk asam H3BO3 (asam borat) atau garam alkali Na2B4O7 (boraks= natrium tetra borat).

          Reaksi identifikasi:

1. Uji kering : jika asam borat (H3BO3) padat dipanaskan, akan menyublim, hasil sublimasi jika dilihat dibawah mikroskop berbentuk  segi enam. Na2B4O7 tidak dapat menyublim.

2. Jika sedikit kristal asam borat atau boraks dicampur dengan beberapa tetes H2SO4 pekat dan 1-2 ml metanol atau etanol dalam cawan porselin, lalu dinyalakan, maka metanol akan terbakar dengan nyala berwarna hijau.

3. Jika larutan Boraks (Na2B4O7) yang pekat direaksikan dengan larutan AgNO3, terbentuk endapan putih. Reaksi ini tidak terjadi pada ion BO3-3.



ANION HIPOKLORIT ( OCl-)

          Digunakan larutan hipoklorit yang baru dibuat.

Reaksi identifikasi:
         
1. Dengan penambahan asam klorida encer kedalam larutan hipoklorid ,pada larutan mula-mula berubah menjadi kuning, kemudian timbul pembuihan (karena terbentuk gas klor).
2. Larutan hipoklorit diteteskan pada kertas saring yang sudah dibasahi kalium iodide-kanji akan terbentuk warna hitam kebiruan dalam larutan yang netral atau sedikit basa.

3. Larutan hipoklorit ditambahkan larutan Pb acetate atau Pb(NO3)2, lalu dididihkan akan terbentuk endapan coklat PbO.