Tata Nama
Aturan Umum untuk Semua Senyawa
- Kenalilah nama-nama gugus fungsional, baik awalan maupun akhiran.
- Tentukan rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus fungsional dengan "prioritas tertinggi". Urutan penurunan prioritas (tetapi tidak berlaku untuk Semua kasus) adalah sebagai berikut : 1. Asam karboksilat dan turunannya (ester, amida, nitril, halida asam, anhidrida, dan seterusnya ; 2. Aldehida; 3. Keton; 4. Alkohol; 5. Amina; 6. Alkuna; 7. Alkena; 8. Halogen dan gugus alkil
- Berilah nomor mulai dari ujung rantai karbon, sedemikian rupa sehingga gugus fungsional dengan prioritas tertinggi berada pada nomor terendah.
- Daftarlah substituen sesuai abjad. Gunakanlah akhiran untuk gugus fungsional yang mempunyai prioritas paling tinggi dan awalan untuk gugus fungsional lain (substituen). Catatan: sek-, iso-, dan tert- ditempatkan sesuai urutan abjad, sedangkan di-, tri-, dan tetra- tidak.
Aturan untuk Senyawa-Senyawa Khusus
A. ALKANA DAN ALKIL HALIDA
- Ingatlah awalan-awalan
untuk rantai karbon (met-, et-, prop-, but-, dan seterusnya)
- Tentukan rantai atom
karbon terpanjang, yang akan menentukan awalan. Akhiran untuk Semua alkana
adalah -ana.
- Nomorilah dari rantai
yang bermula pada ujung yang terletak paling dekat dengan titik
percabangan pertama atau halogen
- Jika
substituen-substituen berjarak sama
jauhnya dari ujung yang berlawanan,
mulailah penomoran dari substituen sesuai dengan urutan abjad.
- Bila terdapat lebih
dari satu substituen yang sama. gunakan di-, tri-, tetra-, dan seterusnya sebelum penulisan subsutuen.
- Daftarlah substituen menurut
abjad sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar A-1
Jangan menggunakan spasi, tetapi gunakanlah tanda hubung.
- Substituen
kompleks dinamai mulai dari atom yang terikat pada rantai karbon.
Nama-nama substituen ini ditempatkan dalam tanda kurung.
Gambar A-1. Contoh tata nama alkana dan alkil halida |
Nama-nama ini bukan merupakan nama resmi dari International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC), namun berlaku lazim dalam penamaan banyak
senyawa (Gambar A-2).
Gambar A-2. Nama umum alkana. |
b.Aturan yang sama berlaku bagi penamaan pengurutan substituen pada rantai lurus (1) Nomorilah substituen sedemikian rupa sehingga apabila nomornomor tersebut dijumlahkan, diperoleh hasil penjumlahan terendah. (2) Jika memungkinkan, nomorilah menurut
abjad.
Gambar A-3. Contoh tata nama sikloalkana. |
B. ALKENA
1. Tentukan
rantai karbon
terpanjang yang mengandung ikatan rangkap dua, yang
akan menentukan awalan. Akhirannya adalah -ena.
2. Nomorilah
dari ujung yang
terletak paling dekat dengan ikatan rangkap.
• Ikatan rangkap-dua multipel juga mendapat penomoran dan kepadanya diberikan awalan yang sesuai (misalnya, di-, tri-, dan
tetra-)(Gambar A-4).
3. Daftarlah substituen
sesuai dengan urutan abjad berdasarkan awalannya.
4. Cis, trans. Istilah-istilah ini menunjukkan isomer.
a. Alkena cis- berada pada sisi
yang sama dengan substituen berukuran besar.
b. Alkena trans-
mempunyai substituen berukuran besar pada sisi yang berseberangan dengan ikatan rangkap.
5. E/Z
a. cis dan trans kadang-kadang membingungkan sehingga IUPAC menggunakan
tanda E (berlawanan) dan Z (sama atau "Zame") (lihat Gambar A-4).
b. Untuk penandaan E
dan Z, tentukan prioritas sisi samping setiap atom karbon pada ikatan rangkap dua. Prioritas
tinggi yang berada sesisi mendapat penandaan
Z, sedangkan yang berada pada sisi berlawanan
mendapat penandaan E.
Gambar A-4. Contoh tata nama alkena. |
6. Prioritas (juga
digunakan untuk penandaan R/S)
a. Perhatikanlah
atom yang menempel pada ikatan rangkap. Buatlah urutan berdasarkan nomor atomnya.
b. Bila terdapat keadaan seri, pindahlah ke atom berikutnya dan urut berdasar nomor atomnya.
c. Carilah titik perbedaan, seperti titik
percabangan. Bila masih terdapat keadaan seri, pindahlah ke atom berikutnya.
Tetaplah berpindah hingga didapatkan
atom dengan prioritas lebih tinggi.
d. Ikatan rangkap
bersifat lebih menjebak. Ikatan ini terhitung seolah-olah berjumlah
sama dengan atom berikatan tunggal: yaitu, ikatan
rangkap dua CH-CHz dihitung
sebagai empat karbon dan tiga hidrogen (Gambar A-5).
e. Ingatlah untuk menetapkan urutan bcrdasarkan nomor atom
dan bukan berdasarkan berat
keseluruhan gugus substituen. 7. Nama umum
a. Etilena yang satu hidrogennya disubstitusi
(etilena monosubstitusi) dinamakan
vinil (vinil klorida atau 1-kloroetena dalam Gambar A-5).
b. Bila gugus metilena (CH2) berada di antara ikatan rangkap dua dan substituen, nama yang umum diberikan adalah alil (alilbromida atau 3bromopropena
dalarn Gambar A-4). Istilah alil juga digunakan untuk mengacu pada karbokation dan radikal.
A-5. Pengaruh percabangan dan ikatan rangkap dalam tata nama alkena. |
Gambar
C.ALKUNA
1. Aturan yang digunakan sama seperti pada alkena, kecuali bahwa akhirannya
adalah -una.
2. Nomorilah
dari ujung yang terletak paling dekat dengan ikatan
rangkap tiga.
D.
SENYAWA-SENYAWA BENZENA
1. Bila
tidak terdapat gugus fungsional lain, nama dasar yang digunakan adalah benzena.
2. Daftarlah substituen
menurut abjad dan nomorilah sedemikian
rupa sehingga diperoleh nomor-nomor sekecil mungkin.
3. Orto, meta, dan para dapat
digunakan untuk menyatakan bisubstitusi inti benzena (Gambar A-6).
Gambar A-6. Tata nama senyawa benzena. |
4. Nama
umum
a. Bila cincin menjadi substituen, digunakan nama-nama
seperti diperlihatkan pada Gambar A-7.
b. Biasakanlah diri
dengan nama-nama umum dalam Gambar A-8. Untuk setiap nama
umum, substitusikan gugus yang diberikan dengan X yang terdapat di dalam struktur. Dari nama yang tertera, karbon benzena yang terikat pada gugus X adalah nomor 1 dalam
penomoran.
Gambar A-8. Nama umum untuk senyawa benzena |
E. ALKOHOL
1. Penamaan senyawa ini sama dengan penamaan untuk alkana.
a. Awalan didasarkan
pada rantai karbon terbesar yang mengandung gugus OH.
b. Akhiran adalah -ol.
2. Penomoran dimulai pada ujung yang terletak
paling dekat dgn.
gugus OH atau NH2
3. Nama umum
a. Alkohol primer (1°), sekunder (2°), dan tersier (3°) diperlihatkan dalam
Gambar A-9.
b. Istilah iso-, sek-, dan tert- juga digunakan untuk memperlihatkan adanya
cabang.
Gambar A-9. Contoh alkohol
primer, sekunder, tersier serta alkohol
bercabang
F. ETER
Senyawa-senyawa ini dinamai
dengan dua metode berbeda.
1. Molekul sederhana: Daftarlah gugus
alkil menurut hertambah bcs<irnya
ukuran clan
tarnbahkan kata eter.
2. Molekul yang lebih rumit: Gunakan metode
alkiloksialkana. Gugus yang
lebih kecil
mendapat akhiran -oksi (Gambar
A-10).
Gambar A-10. Tata nama eter.
G. KETON
1. Tentukan rantai terpanjang yang mengandung gugus karbonil.
2. Nomorilah rantai mulai dari ujung yang terletak
paling dekat dengan gugus karbonil.
• Gunakan
awalan standar untuk rantai karbon dan -on sebagai akhiran.
3. Daftarlah substituen menurut
abjad (Gambar A-11).
4. Huruf Yunani digunakan untuk menjelaskan posisi relatif terhadap gugus
karbonil (untuk semua senyawa
karbonil).
5. Ingat nama umum
aset (seperti pada aseton), yang melibatkan gugus
Gambar A-11. Tata narna keton.
H. ALDEHIDA, ASAM KARBOKSILAT,
DAN KLORIDA ASAM
1. Tentukan rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus aldehida atau asam.
2. Nomori rantai mulai dari karbon karbonil.
a. Gunakan awalan standar untuk rantai karbon.
b. Akhiran untuk aldehida adalah
-al.
c. Asam
karboksilat didahului dengan kata asam
dan diakhiri dengan -at.
d. Dalam kasus yang lebih rumit, dapat juga didahului
dengan kata asam dan
diakhiri dengan -karboksilat.
3. Daftarlah substituen menurut
abjad (Gambar A-12).
4. Ingatlah bahwa istilah aset berkaitan dengan CH,CO- (asam asetat
menyerupai
aseton,
kecuali dalam hal gugus hidroksinya).
5. Klorida asam serupa dengan asam karboksilat, kecuali akhiran yang
digunakan adalah -oil halida atau -karbonil halida.
6. Yang juga serupa adalah penamaan nitril (-C-=N), namun dengan
akhiran -nitril.
Gambar A-12. Contoh tata narna aldehida, asam karboksilat, dan klorida
asam.
I. ESTER
1. Tentukan bagian alkohol (yang berikatan dengan oksigen) dan bagian
asam (yang berikatan dengan karbonil) [Gambar A-13]. 2. Namailah gugus alkil alkohol.
3. Selesaikan nama yang menggunakan gugus alkil pada sisi asam dan
akhiri dengan -oat.
4. Bila pada ester ini
terdapat substituen, nomorilah bagian
alkohol mulai dari karbon yang berikatan dengan
oksigen. Pada sisi asam, penomoran dimulai dari karbon karbonil.
Gambar A-13. Contoh penamaan suatu senyawa ester.
J. AMINA
1. Secara
umum, amina dinamai dengan mendaftar substituen alkilnya dan mengakhirinya dengan -amina.
2. Untuk amina primer bercabang, digunakan awalan amino- bersama nomor posisinya
pada rantai.
3. Amina yang lebih rumit dinamai menggunakan
gabungan awalan yang memakai gugus
alkil terbesar sebagai nama dasarnya (Gambar A-14).
Gambar A-14. Contoh tata nama amina.
K. AMIDA
Gambar A-15
merupakan suatu contoh yang
memperlihatkan bagaimana menamai amida. Nama
dasar adalah rantai terpanjang yang mengandung amida, dengan penomoran yang dimulai dari karbon karbonil. N- digunakan untuk menunjukkan gugus-gugus
yang terikat pada nitrogen.
Gambar A-15. Suatu contoh tata nama amida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar